SUMUT – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak semua pihak untuk mengembangkan pariwisata Danau Toba dan Tanah Batak yang menyimpan begitu banyak kekayaan serta keindahan alam dan budaya.
“74 ribu tahun silam, Danau Toba alami ledakan gunung maha dahsyat yang dampaknya terasa sampai sedunia. Sekarang kita buat ledakan baru di dunia pariwisata saat gerbang marsipature hutanabe keindahan Toba yang simpan kekayaan budaya dan suku Batak telah terbuka lebar,” ujar Presiden Jokowi saat peresmian Bandara Internasional Silangit, Sumatera Utara, Jumat (24/11/17) siang.
Dalam acara itu hadir juga Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi.
Kehadiran Jokowi di panggung acara disambut dengan musik dan tarian khas Batak. “Inilah gerbang wisatawan berkunjung dan pelestarian adat batak, membangun kampung halaman dan gerbang menuju kemakmuran kesejahteraan masyarakat di tano Batak,” kata Jokowi dalam pidatonya yang juga diselingi dalam bahasa Batak.
Presiden mengatakan, dengan adanya bandara ini maka inilah menjadi gerbang bagi wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung dan melestarikan budaya adat Batak dan Danau Toba, membangun kampung halaman dan gerbang menuju kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat setempat.
“Bukka ma pittu, bukka ma harbangan. Ai nunga rade labuan ni hopal habang internasional,” ujar Presiden RI ke-7 ini, yang disambut tepuk tangan hadirin.
Dia lalu melanjutkan pernyataannya dalam bahasa Batak, yang artinya agar burung-burung yang terbang memberitakan kabar baik ini ke seluruh dunia. “Pidong na habang, pasarma barita on tu luat portibi,” katanya.
Ditempat yang sama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, selama ini Bandara Silangit adalah bandara perintis dengan landasan pacu hanya 1.800 meter dan sekarang sudah diperpanjang menjadi 2.650 meter sehingga bisa didarati pesawat jet Boeing jenis 737.
“Kalau sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar maka kita akan bisa mengkampanyekan pariwisata ke wisatawan Hong Kong, China, India, dan Taiwan untuk bisa datang ke sini, baik melalui pesawat reguler maupun carter,” tutur Menhub.
Bandara Silangit berkapasitas 500.000 penumpang per tahun ini dilengkapi dengan fasilitas CIQ (Custom, Immigration, Quaratine), “runway” atau landasan pacu dengan panjang 2.650 x 30 meter, dan PCN yang bisa mengakomodasi pesawat berbadan sempit Airbus A320 dan Boeing 737-800.
Silangit juga mengimplementasikan fitur “smart airport” dengan teknologi digital, antara lain, berupa Wi-Fi gratis, display jadwal bus dan penerbangan, e-payment, mesin tiket bus, e-kiosk informasi turis, self check-in, dan berbagai fitur digital.
Berbagai fasilitas digital tersebut sudah dapat dipergunakan sejak 28 Oktober 2017 atau bersamaan dengan penerbangan rute Singapura-Silangit PP, yang merupakan rute luar negeri perdana di Bandara Internasional Silangit yang dilayani oleh Garuda Indonesia.
Sebelum mengakhiri pidatonya, Jokowi menantang Menteri Perhubungan untuk bisa memperpanjang landasan pacu Bandara Silangit dari 2.650 meter menjadi 3.000 meter paling lambat tahun 2020. “Artinya sebelum tahun 2020 perpanjangan landasan pacu menjadi 3.000 meter bisa terlaksana,” katanya.
“Horas tondi madingin pir tondi matogu, mauliate, yang artinya Kita akan selalu sejahtera menggunakan bandara ini secara lahir dan batin, terima kasih,” ujar Jokowi menutup pidatonya. (Jones)
Tinggalkan Balasan