BOGOR – Warga sekitaran Perum Billabong, Desa Cimanggis, Bojong Gede, Kabupaten Bogor dikejutkan dengan terjadinya bentrok antara organisasi masyarakat (ormas) dengan sekelompok pemuda. Bentrokan diduga karena persoalan lahan.
Kedua kelompok itu saling serang di kawasan Perumahan Balibong, tak jauh dari kolam renang. Mereka juga saling kejar sambil membawa bambu runcing dan kayu. Dari informasi yang dihimpun, bentrokan bermula saat sekelompok pemuda asal Indonesia Timur membongkar markas yang dibangun ormas di kawasan Bilabong. Kabarnya, pembongkaran itu dilakukan atas perintah dari pengelola perumahan Bilabong. Pembongkaran tersebut membuat BPPKB berang.
Ratusan anggota ormas itu lantas mendatangi kawasan perumahan Bilabong, mereka menyerang kelompok pemuda yang berada di dalam perumahan Bilabong. Beruntung, aparat kepolisian dibantu TNI langsung melakukan pengamanan di area konflik. Aparat menutup akses masuk di pintu barat dan timur untuk mencegah konflik semakin meluas.
Kapolsek Kemang, Kabupaten Bogor, Kompol Ade Yusuf mengatakan, kelompok pemuda yang berjumlah sekitar 30 orang datang sejak Jumat (24/11) kemarin. “Mereka datang pukul 19.00 WIB dan menginap di lokasi Kolam Renang Club Hijau Perumahan Billabong,” kata Ade Yusup, Sabtu (25/11/17) siang.
Ade mengatakan, informasi kedatangan kelompok pemuda tersebut diketahui dari salah satu security Perum Billabong. Mereka datang untuk membongkar bangunan milik ormas yang berada di Lapangan Perum Billabong. Selama ini, tempat tersebut dipergunakan untuk kegiatan pedagang kaki lima setiap hari Minggu.
Dikatakan Ade, para PKL musiman ini dikoordinir oleh Ketua ormas yang memberikan kuasa kepada Ibu Rosmiati untuk mengkoordinir para pedagang kali lima. “Jam 07.00 WIB, gardu ormas di areal Bilabong diratakan oleh kelompok pemuda atas permintaan pihak Bilabong,” jelas Ade Yusuf.
Belakangan diketahui, pemicu bentrok dua kelompok ormas tersebut terkait masalah lahan. Awalnya tempat berkumpul salah satu ormas ditertibkan oleh kelompok lain atas perintah sang developer yang mengaku sebagai pemilik lahan.
“Sempat memanas setelah di media sosial ramai menyebutkan isu SARA atas bentrok di Billabong, ada yang menyebut bangunan yang dirobohkan adalah tempat ibadah padahal tempat itu sebagai tempat berkumpul lalu solat biasa saja bukan tempat ibadah pada umumnya,” kata Kapolresta Depok, Kombes Herry Heryawan kepada wartawan di lokasi bentrokan, Sabtu (25/11/17) siang.
Untuk mengantisipasi aksi susulan, sejumlah petugas gabungan tetap bersiaga lengkap dengan kendaraan taktis di lokasi bentrok. (Jones)
Tinggalkan Balasan