JAKARTA – Hasil survei Cyrus Network menunjukkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menang jika pemilihan presiden dilakukan saat ini. Nama Prabowo Subianto dan Gatot Nurmatyo menyusul di urutan dua dan tiga peroleh suara. Dibandingkan dan disandingkan dengan siapapun, Presiden Joko Widodo tetap unggul.

Hal itu tampak dari hasil survei yang dilakukan pada survei selama 27 Maret – 3 April 2018. Secara top of mind, responden disodori pertanyaan “jika Pilpres dilaksanakan hari ini, siapakah yang paling layak dipilih untuk menjadi Presiden?”

Hasilnya, elektabilitas Jokowi unggul dengan 58,5 persen, disusul Prabowo dengan 21,8 persen, Gatot Nurmantyo 2,0 persen dan Hary Tanoesoedibjo 1,1 persen. Prabowo kompetitor terkuat Jokowi. Hanya prabowo, sisanya kecil-kecil.

“Lainnya masih di bawah 1 persen. Belum memutuskan 4,1 persen. Tidak memilih 0,3 persen dan tidak menjawab/rahasia 1,6 persen,” terang Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto, Kamis (19/4/18) siang.

Responden adalah penduduk Indonesia yang berurmur minimal 17 tahun. Proporsi responden 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka.

Sementara itu Agus Harimurti Yudhoyono paling banyak dipilih responden survei Cyrus Network sebagai cawapres pendamping Joko Widodo. Sedangkan Anies Baswedan mendapat dukungan tertinggi untuk mendampingi Prabowo Subianto.

Mengenai partai politik yang dianggap punya uang paling banyak untuk Pemilu 2019. Hasilnya, partai pimpinan Hary Tanoesoedibjo, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) menempati urutan teratas.

“Parpol mana yang punya uang untuk Pileg, hasilnya teratas Perindo,” jelasnya.

Secara head to head atau simulasi dengan 2 nama. Jokowi juga tetap unggul atas Prabowo. Eektabilitas Jokowi sebesar 64,0 persen, dan Prabowo sebesar 29,8 persen.

Terkait elektabilitas sebagai partai pendatang baru, Perindo mengungguli sejumlah partai lama. “Perindo, partai baru tapi menjadi partai menengah, setara dengan PPP dan di atas PKS,” ujarnya.

Survei mengambil sampel 1230 responden yang tersebar di 123 kelurahan/ desa di 34 provinsi se-Indonesia, margin of error dalam survei ini kurang lebih 3 persen. (Truspaldi/Jones)