MALANG, INDONESIAPARLEMEN.COM – Jelajah sejarah pewaris peradaban keluhuran bersama Tim Indonesia parlemen dan sesepuh Nusantara di pantai ngliyep Gunung kombang malang Jawa Timur. Pada hari Senin tgl 31/08/2020 mulai pukul 01.00 siang sampai selesai.
Perjalanan Penuh pengorbanan Penuh keberkahan ke pantai gunung kombang ngliyep Jawa Timur Sangat bersyukur Gusti ngijabahi memberkati bertemu sesepuh Nusantara Mbok Nyai asal dari sumbermanjing wetan dan sahabat nya
Bersama Sesepuh Malang Gus Santoso selaku perjalanan Uri uri Budaya Adat Istiadat Peradaban Keluhuran.
Mbok Nyai menyampaikan kepada teman teman yang baru ketemu di pantai ngliyep Gunung Kombang akan melaksanakan Gebyak suro ritual Selasa Kliwon ANGGORO KASIH Welas Asih budidaya Budi pekerti serta nilai nilai moral perilaku mengenai andap Ansor atau tata Krama harus bersyukur diberikan karunia Gusti ngijabahi Zat moho Agung Dumadi.
Gus Santoso selaku sesepuh Nusantara, tempat tinggal di Muharto malang Jawa Timur merawat (Gubug Deling) artinya wadah dalam bahasa Jawa (Mandel Madep mantep Kudu Eling) menyampaikan kita semua harus lebih banyak bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang maha Esa.
Karena untuk lebih mengenal Alam semesta yang nyata menjaga merawat saling melengkapi berbagi dan mendoakan rasa syukur.
“Karena ritual pada hari Senin Wage malam Selasa Kliwon ANGGORO KASIH atau welas asih bukan kita meminta kepada leluhur atau punden tetapi kita harus bersyukur juga lebih mengenal Alam semesta kembali Ke diri sendiri artinya semua makhluk ciptaan Tuhan yang maha kuasa,” tuturnya.
Setiap langkah kemana pun kembali nawaitu awal atau niat tujuan dari rumah ke tujuan. “pertama sendang kemuliaan dan lanjut ke tempat keramat atau punden sejarah Gunung kombang, Kita Punya kekuatan jiwa raga jasmani rohani adalah dari Sifat sifat alam termasuk Sumber Kahuripan Air juga tanah bumi Pertiwi yang kita pijak karena kesaksian dari perjalanan perjuangan penuh pengorbanan, juga setiap detik dan setiap langkah kemana pun merasakan kekuatan rasa pernapasan dari angin yang kita hirup udara alam serta penuh membangkitkan semangat terjaga, Penuh Kasih Sayang dan tak pernah berhenti adalah sifat api jadi kita semua diberikan kekuatan iman dan rasa syukur Tuhan yang maha Esa,” jelasnya.
Segalanya yang kita minta, Lanjut Gus. sudah tersedia kembali kepada makhluk nya semua hanya titipan dan amanah lebih mengenal Alam dan ciptaan Tuhan yang maha Esa.
“Semoga semua makhluk hidup terutama kita sebagai manusia yang mulia jauh lebih banyak terima kasih dan bersyukur kepada Tuhan kedepannya Semakin Bersinergi kebinekaan beraneka ragam serta melestarikan Uri Uri budaya peradaban keluhuran,” ungkapnya.
Semoga negeri Nusantara diberikan kedamaian dan tetap terjaga serta dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa
tambah Gus Santoso memberikan kata mutiara dengan bahasa Jawa. “Yen arep nglampai kebencian ora usah ngurusi omonge Lian, lakune Lian lan belajar sayang Marang Wong kang mbenci marang awake Dewe, ngaji kang Sejati, lan Kuwi jarang di lampai Marang wong kang golek pangerten, roto podo saingan gegeran rebutan bener, rebutan Iki Lo aku. Rebutan balung Tanpo isi bener mungguo manungso isek urung tentu bener munggue gustine biasa wae ora usah muluk ati, mengko bakal kesandung krono ucap lan lakune Dewe menurut bahasa keren (senjata makan tuan) salam Rahayu Sagung Dumadi,” pungkasnya.
(Juari)
Tinggalkan Balasan