Banjir merendam wilayah Kemang, Jakarta Selatan. Dok: Ist

JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Buraucracy And Service Watch (IBSW), Nova Andika berpendapat banjir yang terjadi di beberapa titik wilayah Provinsi DKI Jakarta akibat masih banyaknya industri besar yang belum direlokasi.

“Waktu presiden Joko Widodo menjabat Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2013 lalu saat itu ada kebijakan yang mengharuskan merelokasi industri besar sesuai peraturan daerah nomor 1 tahun 2014 tentang rencana tata ruang dan zonasi yang seharusnya sudah hengkang sejak itu dari Jakarta,” kata Nova Andika usai menghadiri acara diskusi Obrolan Merah Putih, di Jumbo Coffee, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (21/1/2022).

Andika mencontohkan salah satu dampak dari industri besar baja di wilayah Cakung, Jakarta Timur yang mengganggu warga karena menyebabkan kebisingan.

“Rumah warga ada yang mengalami retak dan kebanjiran. Apabila relokasi dijalankan lahan bekas industri- industri besar itu dapat di jadikan folder air sebagai sumber resapan dalam penanggulangan bencana banjir,” jelasnya.

Wakil Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta August Hamonangan membenarkan hal itu. Menurutnya Jakarta akan tampak lebih indah dan maju jika ada pembenahan wilayah.

“Untuk salah satunya pabrik-pabrik industri. Industri -industri besar tersebut akan lebih banyak menggunakan sumber air tanah sehingga menimbulkan dampak banyak pori-pori yang dapat menenggelamkan permukaan tanah,” jelas dia.

Oleh sebab itu, August Hamonangan akan segera mengagendakan untuk melakukan audensi kepada dinas – dinas atau pihak terkait untuk membahas persoalan banjir di Ibu Kota.

Jurnalis: Dirham