JAKARTA- Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) mengajak umat Islam untuk melawan sikap rasisme yang tengah dipertontonkan oleh Direktur PT Telkom Indonesia Tbk, Alex J Sinaga terkait dengan kegiatan Corporate Social Responbility (CSR) yang dinilai tidak adil.

GPII secara tegas meminta agar Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN, Rini Soemarno untuk tidak diam melihat aksi diskriminasi yang dilakukan oleh PT Telkom Indonesia terhadap masyarakat Indonesia. “Wahai Presiden dan Menteri BUMN, jangan diam dong. Segera lakukan langkah cepat untuk mengantispasi kemarahan umat,” kata Wakil ketua umum GPII, Eri Moch Roffi dalam orasinya di gedung kementerian BUMN, Kamis (26/4/2018).

GPII menilai Kegiatan Corporate Social Responbility (CSR) yang dilaksanakan oleh PT Telkom Indonesia Tbk di berbagai daerah yang dinilai diskriminasi akan memancing umat islam untuk marah. Ini jangan dibiarkan begitu saja, karena kata Eri akan sangat berbahaya jika pejabat Negara tidak bersikap proposional.

“Komitmen Pemerintahan Jokowi-JK yang katanya berpihak kepada rakyat, harus diikuti oleh pejabat-pejabat di bawahnya, termasuk Dirut BUMN. Agar program Nawa Cita bisa terwujud dengan baik,” tegasnya.

Gejala ketidak adilan ini jika dibiarkan kata Eri akan berdampak buruk. Karena PT Telkom terkesan pilih kasih dalam memberikan bantuan kepada rumah ibadah. Dana bantuan CSR adalah dana bantuan yang harus disalurkan kepada masyarakat secara adil dan proporsional.

“Tidak seperti sekarang. Alex Sinaga sebagai Dirut hanya mementingkan kelompok-kelompoknya (SARA) dan dinilai pilih kasih dalam menyalurkan bantuan keagamaan, sehingga menimbulkan kecemburuan sosial serta dapat memicu terjadi nya konflik SARA di masyarakat,” tegasnya.

Bukan hanya dana CSR, GPII juga melihat berbagai permasalahan yang kerap terjadi di PT Telkom selama kepemimpinan Alex. Jadi sudah tidak pantas lagi, Alex memimpin PT Telkom. “Jika ini dibiarkan, maka Negara akan kehilangan omset terbesarnya di dunia telekomunikasi, karena Telkom bisa saja ditinggal oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya.

GPII juga menyoroti turunnya harga saham Telkom tertekan di BEI jatuh ke posisi kelima dalam kapitalisasi pasar. Harga sahamnya turun hingga 11%. Sebagai BUMN yang punya sumber daya besar, harga saham PT Telkom yang dibawah 4000 dan turun hingga 11% itu sangat buruk.

“Hal ini disebabkan banyak investor yang sangat cerdas, tak bisa lagi dikelabui oleh “polesan-polesan” (make-up) performasi. Mereka melihat kinerja dan banyaknya permasalahan di tubuh Telkom yang dipimpin Alex Sinaga, hingga akhirnya melepas saham Telkom di bursa saham,” tandasnya. (Rochman)