Foto: ilustrasi

JAKARTA – DKI Jakarta mencatatkan penurunan kasus Covid-19 yang signifikan, ketika provinsi lain mencatatkan kasus yang tinggi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Senin (26/7/2021), kasus baru Covid-29 di Jakarta hanya bertambah 2.662 orang. Jakarta memcatatkan kasus baru yang lebih rendah dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DIY.

Dengan pertambahan tersebut, maka total konfirmasi positif di Jakarta mencapai 794.935 kasus.

 

Pada hari yang sama, Jakarta mencatat kasus kesembuhan yang tinggi, yakni 14.665 kasus sehinggta total menjadi 731.476 orang. Adapun kasus kematian bertambah 160 orang sehingga total 11.599 orang.

Dengan kondisi demikian, kasus aktif di DKI Jakarta terus menurun dan tercatat 51.860 kasus pada hari ini.

Secara nasional, terdapat 28.228 kasus baru Covid-19 pada hari ini. Kasus harian ini merupakan yang terendah dalam 3 minggu terakhir. Dengan pertambahan tersebut maka total kasus di Indonesia secara keseluruhan adalah 3,194 juta.

Sementara itu kasus kematian bertambah 1.487 orang dalam sehari sehingga total menjadi 84.766 kasus. Adapun kasus kesembuhan bertambah 40.374 orang sehingga menjadi 2,549 orang

Hingga hari ini kasus aktif Covid-19 di Indonesia bertahan di angka 560.275 pasien. Kasus aktif merupakan pasien yang masih menjalani isolasi mandiri ataupun perawatan di rumah sakit hingga saat ini.

Sebelumnya, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menyatakan ada yang mengkhawatirkan dari penanganan Covid-19 di Tanah Air.

Pasalnya, dengan tes yang tergolong rendah, namun ditemukan banyak kasus positif Covid-19. Ini menunjukkan tingkat penularan Covid-19 di Indonesia masih tergolong sangat tinggi.

“Walaupun testing rendah, Indonesia masih masuk big 5. Nomor 1 AS lalu Inggris. Kita pernah di ranking pertama jadi masih amat serius, itu masih berat dan berbahaya,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, Senin (26/7/2021).

Menurutnya, rasio kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate) di atas 10% tergolong risiko tinggi. Namun, Indonesia bukan hanya 10%, namun positivity rate mencapai 40% per hari. Begitu pula ibukota DKI Jakarta yang mencatat positivity rate di atas 25% per hari

“Saat ini risiko penularan di masyarakat masih tinggi banget,” ujarnya.

Untuk itu, IDI menyarankan agar semua perubahan kebijakan, termasuk pelonggaran PPKM, harus mengacu kepada data penularan Covid-19. “Kalau ada sedikit kenaikan, apakah positivity rate atau meninggal, maka kebijakan harus diperketat,” ujarnya.