Pasar Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan. Dok: IP

JAKARTA – Kisruh pengurus pasar Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan masih terus bergulir. Kini muncul kelompok yang mengatasnamakan persatuan pedagang pasar Minangkabau merespons rencana ditutupnya pasar pada 25 Agustus 2022 mendatang.

Kepala pedagang pasar Minangkabau Mujiono mengaku setuju dengan rencana penutupan pasar pada 25 Agustus 2022. Dia berujar hal ini dilakukan sebagai bentuk protes pedagang ke Moh Effendi selaku Ketua RW 06 sebagai pengurus pasar.

“Beri efek ke Ketua RW agar tidak sewenang-wenang,” kata Mujiono kepada Indonesiaparlemen.com, Kamis (18/8/2022).

Setelah pasar ditutup, Mujiono berencana menempuh upaya agar pasar dibuka lagi. Bukan tanpa alasan Mujiono melakukan ini, dia mengaku sudah merencanakan akan mengambil langkah agar pasar bisa beroperasi kembali bersama Heri Surmanto sebagai pelapor.

Sebagai informasi, Pasar Minangkabau terancam ditutup karena ada laporan dari Heri Surmanto yang merasa keberatan dengan adanya pasar yang sudah puluhan tahun beroperasi itu.

Berdasarkan laporan Heri,  Ombusmand RI mengeluarkan surat putusan tertanggal 25 Juli 2022 bahwa pasar Minangkabau harus ditutup terhitung tanggal 25 Agustus 2022.

Mujiono menyebut pengurus RW 06 tidak ada inisiatif untuk menyelesaikan permasalahan pasar Minangkabau ditingkat bawah. Alasan itu yang menggerakkan Mujiono bersama pedagang pasar melakukan komunikasi ke Heri sebagai pelapor, agar dia mencabut laporannya.

“Aku pedagang mengontrak di kiosnya pak Heri, makanya seandaiannya pasar ditutup bagaimana nasib kios saya dan teman-teman pedagang,” ucap Mujiono.

Mujiono meminta agar Ketua RW 06 tak lagi mengurus pasar Minangkabau.

“RW tidak boleh mengurusi pasar, pasar dikembalikan ke warga terdampak,” ujar dia.

Dari informasi yang dihimpun dilapangan, Heri Surmanto pernah menjabat sebagai salah satu pengurus RW 06 dan ikut mengelola pasar. Namun seorang sumber Indonesiaparlemen.com menyebut jika kini Heri merasa keberatan jika pasar dikelola oleh pihak lain sehingga itu yang diduga menjadi penyebab dia memprotes keberadaan pasar.

Saat dikonfirmasi, Heri Surmanto membenarkan dirinya melaporkan keberadaan pasar Minangkabau ke Ombusmand RI.

“Salah satunya pungli, salah duanya banyak (alasan penyebab melaporkan pasar),” kata Heri, Minggu (21/8/2022).

Meski begitu, Heri membantah adanya kesepakatan dirinya dan Mujiono terkait pembentukan pengurus baru pasar Minangkabau setelah penutupan pada 25 Agustus 2022. Dia juga membantah kabar jika pernah menjadi pengurus pasar Minangkabau

“Tidak pernah,” pungkasnya.

DPRD DKI Jakarta Ikut Merespons

Anggota Komisi E DPRD Provinsi DKI Jakarta Indrawati Dewi buka suara terkait rencana ditutupnya pasar Minang Kabau di Kelurahan Menteng Atas, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Indrawati membenarkan keberadaan pasar Minangkabau yang sudah beroperasi puluhan tahun dikawasan tersebut.

“Memang sudah lama ada (Pasar Minangkabau). Saya tinggal disini (dekat Pasar Minangkabau) dari tahun 1974 sudah ada pasar ini,” kataIndra Wati kepada Indonesiaparlemen, Jumat (12/8/2022).

Untuk itu, Indrawati meminta kepada Pemprov DKI Jakarta agar menyediakan tempat pengganti yang layak, jika  ingin menutup pasar dengan alasan ketertiban.

“Itu kasihan (kalau ditutup), padahal tetangga-tetangga saya yang jualan di pasar. Makanya saya kasihan jadi harus ada relokasinya,” ucap dia.

Jurnalis: Dirham